Selasa, 05 Juli 2011
Pesona Wisata Gunung Bromo
Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung pada Pegunungan Tengger.
Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif “rendah” untuk ukuran gunung membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah.
Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo.
Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan cukup berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi.
Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai di atas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas.
Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya berawal dari keberadaan Gunung Tengger (4.000 mdpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi saat itu.
Kemudian terjadi letusan dahsyat yang menciptakan kaldera dengan ukuran diameter lebih dari 8 kilometer. Material vulkanik letusan gunung sekarang berubah menjadi lautan pasir, konon material tersebut pernah tertutup oleh air. Aktivitas vulkanik dengan munculnya lorong magma mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung baru seperti Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi dan Gunung Semeru.
Bromo memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan panorama gunung lainnya. Di sekitar Bromo hingga puncak tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar. Gunung Bromo yang masih terdapat dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa lautan pasir seluas 5.250 hektare.
Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70 ribu atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang beterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.
Dari kaki gunung fenomenal itu, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo , Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap.
Anda juga dapat melayangkan pandangan ke bawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Setelah berlama-lama di puncak, apabila pelancong sudah merasa kelaparan, di bagian bawah Bromo terdapat warung-warung yang menjajakan gudeg, mie instan, air mineral dan jajanan murah. .
Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.
Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat ke kawasan Gunung Bromo antara lain, Berkunjunglah pada musim kemarau, jangan musim penghujan, sehingga anda akan mendapatkan momen pemandangan yang sempurna. Siapkan pakaian pelindung dingin, seperti kerpus, slayer, syal, sarung tangan, jaket, dan jangan lupa sepatu karena cuaca disini cukup dingin. Bawalah juga kacamata untuk pelindung dari debu pasir selama di Segoro Wedi. Jangan berada di kawah Bromo di atas pukul 9 pagi untuk menghindari risiko keracunan.
Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional Bromo Semeru ini yaitu: Desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, Desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, Desa Ngadas dari jalur Malang dan Desa Burno adalah jalur Lumajang.
Senin, 04 Juli 2011
NTB Bidik Wisata Timur Tengah
JAKARTA- Nusa Tenggara Barat mengincar pasar Timur Tengah. Pemerintah Provinsi NTB untuk mempromosikan NTB gencar mengikuti berbagai sales mission, seperti berpartisipasi dalam pameran wisata di dalam negeri dan luar negeri.
"Kalau promosi ke pasar Timur Tengah (Timteng) kami pilih karena ini pasar yang terus-menerus berkembang. Apalagi potensi kita ada, cocok dengan mereka. Mereka tipikalnya family tourism," kata Gita Aryadi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, saat dihubungi okezone, Senin (4/7/2011).
NTB, menurut Gita, memiliki potensi wisata alam dan masyarakatnya 80 persen adalah Muslim. Kedua hal ini, lanjutnya, cocok dengan pasar Timteng. Selain itu, NTB akan memiliki bandara internasional baru pada Oktober 2011 sehingga semakin mempermudah akses ke NTB.
“Alasan kami membidik pasar Timteng adalah supaya tidak bersaing dengan Bali dan adanya kedekatan antara Timteng dan NTB, terutama sama-sama bernafaskan Islam,” tuturnya
"Kita tetap bidik pasar tradisional seperti negara-negara Eropa. Pasar tradisional kita dekatkan untuk MICE. Mereka, pasar tradisional ini masih mengangap Bali sebagai surga. Karena itu, kita bidik wisata MICE dan segmen pasar Timur Tengah," tutupnya.
Lumba-Lumba Teluk Kilauan
BILA Anda berkunjung ke Lampung, sempatkan datang ke objek wisata menarik dan memesona. Kebanyakan masih sangat alami, salah satunya Teluk Kiluan.
Pantai Kiluan sering disebut Teluk Kiluan. Pantai yang elok dengan laut lepas ini sudah terkenal hingga mancanegara karena adanya segerombolan lumba-lumba yang pandai menari.
Selain itu, pasir pantai terlihat putih bersih dengan pepohonan rimbun dari hutan lebat di pinggirannya sehingga terasa sekali kealamiannya. Teluk Kiluan yang terletak di pesisir Teluk Lampung kini mulai menjadi primadona yang dilirik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain pantai pasir putihnya nan elok, pengunjung dapat menikmati keindahan terumbu karang dengan bermain snorkling maupun diving (menyelam) ke dalam goa bawah laut.
Daya tarik lainnya adalah banyaknya ikan lumba-lumba yang menari di tengah lautan lepas, biasanya terlihat di pagi hari. Binatang cerdas ini seakan ingin memamerkan kehebatan mereka beratraksi kepada pengunjung di daratan.
Sebelum mencapai Pantai Kiluan, kita disuguhi pemandangan indah hutan lebat di Pegunungan Bukit Barisan. Sesampainya di bibir pantai, kita disuguhi minuman kelapa muda, hanya Rp5 ribu per butir.
Biasanya, kita disuguhi sebelum menyeberangi laut menuju pulau yang memiliki pondok penginapan. Di sepanjang perjalanan dari atas perahu, kita sudah dapat menyaksikan keindahan terumbu karang di air laut yang jernih, dengan beragam ikan hias.
Ada pula nelayan yang menanam rumput laut hingga bentuknya memanjang, bahkan ada yang berbentuk kotak yang dijaga para nelayan sekitar. Akses jalan menuju Pantai Kiluan sendiri sudah bagus, walau masih terdapat beberapa jalan yang tampak rusak di kiri jalan.
Pantai Kiluan sering disebut Teluk Kiluan. Pantai yang elok dengan laut lepas ini sudah terkenal hingga mancanegara karena adanya segerombolan lumba-lumba yang pandai menari.
Selain itu, pasir pantai terlihat putih bersih dengan pepohonan rimbun dari hutan lebat di pinggirannya sehingga terasa sekali kealamiannya. Teluk Kiluan yang terletak di pesisir Teluk Lampung kini mulai menjadi primadona yang dilirik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain pantai pasir putihnya nan elok, pengunjung dapat menikmati keindahan terumbu karang dengan bermain snorkling maupun diving (menyelam) ke dalam goa bawah laut.
Daya tarik lainnya adalah banyaknya ikan lumba-lumba yang menari di tengah lautan lepas, biasanya terlihat di pagi hari. Binatang cerdas ini seakan ingin memamerkan kehebatan mereka beratraksi kepada pengunjung di daratan.
Sebelum mencapai Pantai Kiluan, kita disuguhi pemandangan indah hutan lebat di Pegunungan Bukit Barisan. Sesampainya di bibir pantai, kita disuguhi minuman kelapa muda, hanya Rp5 ribu per butir.
Biasanya, kita disuguhi sebelum menyeberangi laut menuju pulau yang memiliki pondok penginapan. Di sepanjang perjalanan dari atas perahu, kita sudah dapat menyaksikan keindahan terumbu karang di air laut yang jernih, dengan beragam ikan hias.
Ada pula nelayan yang menanam rumput laut hingga bentuknya memanjang, bahkan ada yang berbentuk kotak yang dijaga para nelayan sekitar. Akses jalan menuju Pantai Kiluan sendiri sudah bagus, walau masih terdapat beberapa jalan yang tampak rusak di kiri jalan.
Pesona Pantai Sumur Tiga Sabang
SABANG - Pulau Sabang, Aceh memang bertabur keindahan. Banyak objek wisata bahari terdapat di Pulau nol kilometer Indonesia ini. Salah satunya pantai Sumur Tiga, pantai berpasir putih nan eksotik.
Berada di pantai ini saat siang, kita akan disambut dengan sebuah lukisan alam yang menakjubkan.Okezone bertandang ke sana beberapa waktu lalu. Biru laut terhampar luas di depan mata, berpendar-pendar disiram mentari siang. Awan putih meriaki biru langit.
Hembusan angin beraroma laut menggoyang nyiur yang berjejer di kaki bukit yang mengikuti pantai. Pada onggokan bukit beberapa bungalow terpacak-pacak di sela pohon-pohon kelapa tumbuh tak beraturan.
Menghabiskan liburan ke pantai ini sungguh menyenangkan. Sumur Tiga adalah salah satu pantai yang menjadi tujuan wisata turis mancanegara di Sabang. Keindahannya yang membuat banyak wisatawan jatuh cinta dengan pantai ini.
Fasilitas di pantai ini memadai. Selain sejumlah bungalows yang siap yang disediakan untuk penginapan, sebuah restoran dengan nuansa eksotis juga tersedia. Restoran berkonstruksi kayu ini dibangun pada onggokan bukit, tersedia menu dari dalam maupun luar negeri.
Kita bisa menikmati pemandangan dan sayup tiupan angin laut dengan bersantai di bawah payung sambil mencicipi menu-menu yang tersedia. Atau duduk santai di beranda bungalow.
Alunan daun nyiur, deburan ombak, kicauan burung bersahutan cukup membuat Anda merasa damai dalam ketenangan.
Pantai yang indah rasanya belum lengkap kalau tak ikut menceburkan tubuh ke air, menikmati deburan ombak. Sumur Tiga juga sangat cocok untuk lokasi pemandian. Ombaknya tak begitu ganas dan menariknya di lokasi ini juga terdapat terumbu karang, dengan kehadiran ikan yang berwarna-warni.
Pantai Sumur Tiga bisa dijangkau hanya sekira 10 menit dari Kota Sabang. Angkutan umum ke mari adalah angkot, yang bisa di pesan kapan saja. Perjalanan ke Sabang sendiri bisa ditempuh dari pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh. Dari sana, kapal fery KMP BRR dan dua kapal cepat siap membawa Anda ke pulau Sabang.
Pantai Selat Baru
PANTAI Selat Baru merupakan pantai terindah kedua di Bengkalis setelah Pantai Rupat Utara. Nama Pantai Selat Baru sendiri diambil dari nama desa di mana pantai ini berada, Desa Selat Baru, yang juga menjadi Ibu Kota Kecamatan Bantan.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu objek wisata andalan. Terbukti, di kawasan itu digelar pesta pantai setiap tahunnya. Pada event tersebut diadakan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu jong, gasing, dan layang-layang. Pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai atraksi kesenian dan budaya tradisional daerah setempat.
Pantai Selat Baru memiliki hamparan pantai yang landai dan berpasir halus sepanjang 2 kilometer dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Gelombang laut di pantai ini relatif stabil, tidak lebih dari 1 meter, kecuali pada musim angin utara.
Dari tempat ini membias biru Gunung Ledang di negeri jiran, Malaysia. Konon, di gunung itulah Hang Tuah dan Hang Jebat berkelahi. Sambil menikmati desir angin dan riak gelombang laut dari Selat Malaka, kehadiran elang laut yang terbang sambil memangsa ikan di pinggir pantai, menjadi pemandangan menarik bagi pengunjung.
Pantai Selat Baru Terletak di Desa Selat Baru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia. Pantai Selat Baru terletak di utara Ibu Kota Kabupaten Bengkalis. Berjarak kurang lebih tujuh kilometer dengan jarak tempuh sekira satu jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Dari Pekanbaru, pengunjung dapat menggunakan transportasi air dengan mengarungi Sungai Siak menuju pelabuhan Bengkalis. Jarak tempuhnya sekira lima jam. Akses lain yang dapat digunakan pengunjung adalah jalur darat. Yaitu, naik bus dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak melewati jalur lintas timur Sumatera. Jarak tempuhnya lebih kurang dua jam. Dari pelabuhan Siak, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kapal cepat menuju pelabuhan Bengkalis dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
Di tempat ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur (sun burning) di pantai, berselancar (surfing), berperahu (boating), berenang (swimming), dan memancing (fishing). Kecuali itu, di kawasan tersebut juga dilengkapi dengan pelabuhan bertaraf internasional yang tinggal menunggu waktu pengoperasiannya dan kapal penyeberangan ferry (RO-RO) menuju Sungai Pakning, yang menghubungkannya dengan Riau Daratan dan kota-kota lain di Sumatera. Rencananya Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga akan membangun bandar udara sehingga memudahkan pengunjung datang ke sana.
Eksotisme Provinsi Banten
BANTEN adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
Banten yang indah dengan jajaran pantai pasir putihnya. Banten yang rimbun dan terpencil dengan Ujung Kulonnya. Banten yang sakti dengan berbagai aksi tradisionalnya dan Mistis dengan Suku Baduy. Inilah sekelumit eksotisme Banten.
Aksi Para Manusia Super
Sebuah atraksi unik dan langka yang hanya ada di Banten. Debus merupakan paduan beragam jenis pencak silat dan musik tradisional dengan unsur magis yang kental. Menyaksikan debus, layaknya melihat para Superman yang kebal terhadap benda tajam dan tak hangus dilalap api. Tak heran bila tradisi khas Banten ini bukan hanya populer di Indonesia, tapi sampai ke belahan dunia lain.
Kentalnya unsur magis dan religius pada debus, tak lepas dari lahirnya tradisi ini yang sudah ada sejak abad ke-16. Saat Banten dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Debus dipergunakan sebagi alat bagi para ulama untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Banten dan sekitarnya. Ini cukup beralasan, mengingat kerasnya karakter orang Banten yang masih terasa hingga kini. Ketika Belanda memasuki Banten, debus juga hadir untuk mengobarkan semangat jihad para pejuang Banten dalam melawan penjajah. Kini, debus muncul dengan ‘wajah’ lain. Atraksi ini dikemas apik sebagai tontonan menarik yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan.
Sesaat sebelum pertunjukan, para pemain biasanya akan melakukan ritual khusus untuk menyiapkan diri dengan berpuasa dan berdoa agar diberi keselamatan saat melakukan pertunjukan nanti, minimal 2 hari sebelumnya. Umumnya para pemain memiliki skill pencak silat. Tapi, bukan berarti semua pesilat bisa bermain debus karena ada keterampilan khusus lain yang harus dimiliki.
Pertunjukan debus, diawali dengan gembung (pembukaan) di mana seluruh pemain membaca shalawat (puji-pujian) kepada Nabi Muhammad dan dzikir dengan diiringi tetabuhan. Setengah jam kemudian, lantunan pujian itu semakin keras dan saling bersahutan. Tahapan ini disebut beluk. Seiring dengan tahapan tersebut, para pemain debus pun mulai beraksi. Menusuk perut dengan tombak, mengiris tangan dengan golok, melahap api, menusuk lidah atau kulit pipi dengan kawat tanpa mengeluarkan darah (kalaupun berdarah, dapat lansung sembuh hanya dengan sekali usapan tangan!), semua itu hanyalah beberapa dari sekitar 24 atraksi spektakuler yang sering ditampilkan. Memang terlihat sangat mengerikan! Tapi, justru inilah yang menjadi daya tariknya.
Baduy Nan Eksotik
Di kalangan peneliti atau para antropolog, Desa Budaya Baduy yang berada di kawasan Desa Kanekes, Kec. Leuwi Damar, Lebak, menjadi magnet tersendiri. Kehidupan mereka yang masih tradisional dan unik menjadi daya tarik istimewa untuk diamati dan dipelajari. Berkat mereka, kini Desa Kanekes menjadi terkenal dan kini telah ditetapkan sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.
Untuk menuju Desa Budaya Baduy, Anda terlebih dahulu harus menuju Rangkas Bitung. Kemudian, melanjutkan perjalanan ke Ciboleger, yang berada sekitar 38 kilometer dari Rangkas Bitung. Sebenarnya ada sejumlah ‘pintu’ untuk memasuki kawasan Baduy ini. Namun, Ciboleger telah ditetapkan menjadi gerbang utama oleh pemerintah daerah setempat. Kondisi jalan, umumnya sudah baik. Tapi, di beberapa lokasi cukup curam dan rawan akan tanah longsor. Jadi berhati-hatilah.
Sebelum memasuki Baduy, para wisatawan harus memberitahukan kedatangan sekaligus meminta izin kepada Kepala Desa. Selanjutnya, perjalanan pun bisa dimulai. Ada dua pilihan untuk menjelajah kawasan Baduy. Bila memiliki waktu yang banyak atau lebih dari sehari, Anda bisa menjelajah hingga ke desa Cibeo, Cikertawana atau Cikeusik atau yang dikenal dengan kawasan Baduy Dalam. Jaraknya sekitar 12 kilometer dari Ciboleger dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sedangkan bagi yang tidak memiliki keleluasaan waktu, Desa Gajeboh yang berada 3,5 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan dari Ciboleger, bisa menjadi tujuan perjalanan.
Bagi Anda yang baru pertama kali mengunjungi tempat ini, jasa pemandu akan sangat berguna. Untuk mendapatkannya, Anda bisa meminta bantuan para pemandu yang biasa berkumpul di sekitar terminal Ciboleger. Kemudian bila barang Anda dirasa terlalu banyak dan bakal menyulitkan dalam perjalanan, jasa porter juga patut dipertimbangkan. Yang perlu diperhatikan sebelum memasuki wilayah Baduy, ada sejumlah aturan khusus yang berlaku. Salah satunya adalah, hanya mereka yang berperawakan Melayu (berkulit atau bermata coklat) yang diizinkan masuk ke Baduy Dalam. Sedangkan, orang Kaukasus (Eropa) atau mereka yang berwajah Tionghoa tidak diperbolehkan masuk. Mereka hanya diizinkan memasuki kawasan Baduy luar atau sampai di Kampung Gajeboh. Dalam perjalanan, Anda akan melewati jalan setapak di tengah hutan dan perkampungan masyarakat Baduy. Jadi, sepatu olahraga atau trekking sangat disarankan untuk digunakan.
Selama perjalanan, Anda bisa menyaksikan para wanita Baduy yang sedang menenun kain, para pria yang pulang dari ladang sambil memanggul buah-buahan atau anak-anak yang lugu dan menggemaskan sedang bermain di depan rumah mereka.
Saran bagi yang hobi foto-foto
Selama berada di kawasan Baduy Luar, Anda masih diperbolehkan memotret orang atau suasana perkampungan Baduy. Kecuali satu, sebuah rumah adat yang berada tak jauh dari jembatan bambu di Kampung Gajeboh. Sedangkan, bila Anda berada di kawasan Baduy dalam, sama sekali tidak diperbolehkan memotret. Patuhi aturan ini.
Tenun Baduy
Masyarakat Baduy memang layak dikatakan sebagai masyarakat madani. Dengan berprinsip hidup dari apa yang ada di alam, mereka pun berusaha segala kebutuhannya dengan caranya sendiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain. Secara tak langsung, hal ini memaksa mereka untuk berkreasi menciptakan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup.
Bagi kaum wanita Baduy -baik Baduy Luar maupun Dalam- menenun telah menjadi bagian pekerjaan rutin sehari-hari. Kegiatan ini sudah berlangsung turun temurun dan masih dilakukan sampai sekarang. Biasanya para wanita akan menenun di siang hari; setelah memasak, membenahi rumah, mengurus anak, mencari kayu bakar, dan pergi ke ladang. Dengan begitu, keluarga mereka dapat mengenakan pakaian untuk melindungi tubuh maupun untuk kelengkapan upacara adat. Jadi, saat menjejalajah kawasan Baduy di siang hari, Anda akan menyaksikan para wanita Baduy tengah bekerja di beranda rumah.
Dulu, kain atau sarung Baduy dibuat dari dari kapas dan melalui proses yang sangat rumit. Kini, mereka telah menggunakan bahan dan teknik pengerjaan yang lebih singkat. Kalau dulu untuk membuat satu kain atau sarung bisa membutuhkan waktu sekitar seminggu atau lebih, kini bisa lebih singkat, hanya 4-7 hari. Namun prosesnya tetap menggunakan peralatan tenun tradisional.
Untuk warga Baduy Dalam, warna putih polos menjadi warna dominan busana yang mereka gunakan. Selain sebagai simbol kesucian atau kebersihan, aturan adat memang melarang menggunakan pakaian dari luar dengan warna yang beraneka ragam. Sedangkan kain maupun selendang buatan warga Baduy Luar memiliki warna yang lebih variatif. Selain warna hitam dan biru, warna kuning, oranye, merah, biru terang, abu-abu dan putih juga terlihat dalam kreasinya. Motif kainnya sederhana, berupa kotak-kotak kecil. Kain atau selendang inilah yang mudah dijumpai dan bisa dimiliki oleh para wisatawan. Selendang atau kain ini ditawarkan dengan harga antara Rp.30.000,- sampai Rp.70.000,- .
Selain hasil tenun, warga Baduy juga kerap membuat kantong layaknya tas yang dikenal dengan Koja atau Jarog. Benda ini dibuat dari bahan kulit kayu teureup (ardisia elastica) yang dihaluskan dan kemudian dirajut. Warnanya yang coklat tua adalah hasil pewarna alami, dari larutan kulit pohon Salam (eugenia cumini). Kriya ini dijual dengan harga dari Rp.30.000,- sampai Rp.50.000,- , tergantung besar kecilnya ukuran.
Baju orang Baduy Luar, belakangan juga menjadi barang yang kerap ditawarkan kepada para wisatawan. Ditawarkan seharga Rp. 40.000,- sampai Rp.50.000,-, baju ini berwarna hitam, berlengan panjang dan berkancingkan dari bahan batok kelapa.
Pesona Pantai Anyer Hingga Tanjung Lesung
Sesaat setelah memasuki daerah Pasar Anyer, pesona pantai utara Banten mulai terasa. Perarian Selat Sunda yang nampak di sebelah kanan, akan membuat perjalanan Anda terasa makin asyik. Di sepanjang jalan raya, pantai terasa dekat dan diselingi bangunan berupa hotel maupun perumahan. Pemandangan ini terus berlanjut hingga tiba di sebuah tanjung yang dikenal dengan nama Tanjung Lesung.
Memang banyak spot di tepian pantai yang telah dibatasi oleh resor maupun hotel. Namun, Anda yang tidak menginap di hotel seperti itu, tak perlu khawatir. Masih banyak pantai yang masih berstatus public area yang bisa disinggahi dengan bebas. Misalnya pantai di sekitar bangunan mercu suar Anyer atau Pantai Patra Sambolo.
Lebih jauh lagi ke arah Carita, Wisata Pantai Cibeureum, Carita, Pantai Ekowisata Banten, Pantai Pasir Putih Carita dan Karang Bolong, pantai yang paling terkenal sejak dulu karena terdapat karang besar yang berlubang, dan belasan pantai lainnya juga asyik untuk disinggahi. Sementara itu, di kawasan Labuan hingga Tanjung Lesung, suasana pantainya terasa lebih sepi dan natural.
Singkatnya, Anda bisa singgah di tepi pantai manapun, sesuka hati. Selama perjalanan, hamparan areal sawah yang luas dan dibatasi pegunungan hijau di sisi kiri jalan akan menambah keindahan panorama alam. Saat bersantai sambil meresapi panorama pantai yang indah, nikmati pula segarnya air kelapa atau sajian seafood yang cukup banyak tersedia di rumah makan-rumah makan yang ada di sekitar pantai. Pasti, liburan Anda makin terasa lengka, deh.
Senin, 18 April 2011
Langganan:
Komentar (Atom)





