Selasa, 05 Juli 2011

Pesona Wisata Gunung Bromo


Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung pada Pegunungan Tengger.
Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif “rendah” untuk ukuran gunung membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah.
 Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo.

Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan cukup berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi.

Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai di atas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas.

Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya berawal dari keberadaan Gunung Tengger (4.000 mdpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi saat itu.

Kemudian terjadi letusan dahsyat yang menciptakan kaldera dengan ukuran diameter lebih dari 8 kilometer. Material vulkanik letusan gunung sekarang berubah menjadi lautan pasir, konon material tersebut pernah tertutup oleh air. Aktivitas vulkanik dengan munculnya lorong magma mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung baru seperti Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi dan Gunung Semeru. 
Bromo memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan panorama gunung lainnya. Di sekitar Bromo hingga puncak tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar. Gunung Bromo yang masih terdapat dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa lautan pasir seluas 5.250 hektare.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70 ribu atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang beterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Dari kaki gunung fenomenal itu, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo , Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap.

Anda juga dapat melayangkan pandangan ke bawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Setelah berlama-lama di puncak, apabila pelancong sudah merasa kelaparan, di bagian bawah Bromo terdapat warung-warung yang menjajakan gudeg, mie instan, air mineral dan jajanan murah. .

Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.
Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat ke kawasan Gunung Bromo antara lain, Berkunjunglah pada musim kemarau, jangan musim penghujan, sehingga anda akan mendapatkan momen pemandangan yang sempurna. Siapkan pakaian pelindung dingin, seperti kerpus, slayer, syal, sarung tangan, jaket, dan jangan lupa sepatu karena cuaca disini cukup dingin. Bawalah juga kacamata untuk pelindung dari debu pasir selama di Segoro Wedi. Jangan berada di kawah Bromo di atas pukul 9 pagi untuk menghindari risiko keracunan.

Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional Bromo Semeru ini yaitu: Desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, Desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, Desa Ngadas dari jalur Malang dan Desa Burno adalah jalur Lumajang. 

Senin, 04 Juli 2011

NTB Bidik Wisata Timur Tengah



JAKARTA- Nusa Tenggara Barat  mengincar pasar Timur Tengah. Pemerintah Provinsi NTB untuk mempromosikan NTB gencar mengikuti berbagai sales mission, seperti berpartisipasi dalam pameran wisata di dalam negeri dan luar negeri.

"Kalau promosi ke pasar Timur Tengah (Timteng) kami pilih karena ini pasar yang terus-menerus berkembang. Apalagi potensi kita ada, cocok dengan mereka. Mereka tipikalnya family tourism," kata Gita Aryadi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, saat dihubungi okezone, Senin (4/7/2011).

NTB, menurut Gita, memiliki potensi wisata alam dan masyarakatnya 80 persen adalah Muslim. Kedua hal ini, lanjutnya, cocok dengan pasar Timteng. Selain itu, NTB akan memiliki bandara internasional baru pada Oktober 2011 sehingga semakin mempermudah akses ke NTB.

“Alasan kami membidik pasar Timteng adalah supaya tidak bersaing dengan Bali dan adanya kedekatan antara Timteng dan NTB, terutama sama-sama bernafaskan Islam,” tuturnya

"Kita tetap bidik pasar tradisional seperti negara-negara Eropa. Pasar tradisional kita dekatkan untuk MICE. Mereka, pasar tradisional ini masih mengangap Bali sebagai surga. Karena itu, kita bidik wisata MICE dan segmen pasar Timur Tengah," tutupnya.

Lumba-Lumba Teluk Kilauan

BILA Anda berkunjung ke Lampung, sempatkan datang ke objek wisata menarik dan memesona. Kebanyakan masih sangat alami, salah satunya Teluk Kiluan.

Pantai Kiluan sering disebut Teluk Kiluan. Pantai yang elok dengan laut lepas ini sudah terkenal hingga mancanegara karena adanya segerombolan lumba-lumba yang pandai menari.

Selain itu, pasir pantai terlihat putih bersih dengan pepohonan rimbun dari hutan lebat di pinggirannya sehingga terasa sekali kealamiannya. Teluk Kiluan yang terletak di pesisir Teluk Lampung kini mulai menjadi primadona yang dilirik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain pantai pasir putihnya nan elok, pengunjung dapat menikmati keindahan terumbu karang dengan bermain snorkling maupun diving (menyelam) ke dalam goa bawah laut.

Daya tarik lainnya adalah banyaknya ikan lumba-lumba yang menari di tengah lautan lepas, biasanya terlihat di pagi hari. Binatang cerdas ini seakan ingin memamerkan kehebatan mereka beratraksi kepada pengunjung di daratan.

Sebelum mencapai Pantai Kiluan, kita disuguhi pemandangan indah hutan lebat di Pegunungan Bukit Barisan. Sesampainya di bibir pantai, kita disuguhi minuman kelapa muda, hanya Rp5 ribu per butir.

Biasanya, kita disuguhi sebelum menyeberangi laut menuju pulau yang memiliki pondok penginapan. Di sepanjang perjalanan dari atas perahu, kita sudah dapat menyaksikan keindahan terumbu karang di air laut yang jernih, dengan beragam ikan hias.

Ada pula nelayan yang menanam rumput laut hingga bentuknya memanjang, bahkan ada yang berbentuk kotak yang dijaga para nelayan sekitar. Akses jalan menuju Pantai Kiluan sendiri sudah bagus, walau masih terdapat beberapa jalan yang tampak rusak di kiri jalan.

Pesona Pantai Sumur Tiga Sabang





SABANG - Pulau Sabang, Aceh memang bertabur keindahan. Banyak objek wisata bahari terdapat di Pulau nol kilometer Indonesia ini. Salah satunya pantai Sumur Tiga, pantai berpasir putih nan eksotik. 

Berada di pantai ini saat siang, kita akan disambut dengan sebuah lukisan alam yang menakjubkan.Okezone bertandang ke sana beberapa waktu lalu. Biru laut terhampar luas di depan mata, berpendar-pendar disiram mentari siang. Awan putih meriaki biru langit.  

Hembusan angin beraroma laut menggoyang nyiur yang berjejer di kaki bukit yang mengikuti pantai. Pada onggokan bukit beberapa bungalow terpacak-pacak di sela pohon-pohon kelapa tumbuh tak beraturan.

Menghabiskan liburan ke pantai ini sungguh menyenangkan. Sumur Tiga adalah salah satu pantai yang menjadi tujuan wisata turis mancanegara di Sabang. Keindahannya yang membuat banyak wisatawan jatuh cinta dengan pantai ini. 

Fasilitas di pantai ini memadai. Selain sejumlah bungalows yang siap yang disediakan untuk penginapan, sebuah restoran dengan nuansa eksotis juga tersedia. Restoran berkonstruksi kayu ini dibangun pada onggokan bukit, tersedia menu dari dalam maupun luar negeri.

Kita bisa menikmati pemandangan dan sayup tiupan angin laut dengan bersantai di bawah payung sambil mencicipi menu-menu yang tersedia. Atau duduk santai di beranda bungalow. 

Alunan daun nyiur, deburan ombak, kicauan burung bersahutan cukup membuat Anda merasa damai dalam ketenangan.

Pantai yang indah rasanya belum lengkap kalau tak ikut menceburkan tubuh ke air, menikmati deburan ombak. Sumur Tiga juga sangat cocok untuk lokasi pemandian. Ombaknya tak begitu ganas dan menariknya di lokasi ini juga terdapat terumbu karang, dengan kehadiran ikan yang berwarna-warni. 

Pantai Sumur Tiga bisa dijangkau hanya sekira 10 menit dari Kota Sabang. Angkutan umum ke mari adalah angkot, yang bisa di pesan kapan saja. Perjalanan ke Sabang sendiri bisa ditempuh dari pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh. Dari sana, kapal fery KMP BRR dan dua kapal cepat siap membawa Anda ke pulau Sabang.

Pantai Selat Baru



PANTAI Selat Baru merupakan pantai terindah kedua di Bengkalis setelah Pantai Rupat Utara. Nama Pantai Selat Baru sendiri diambil dari nama desa di mana pantai ini berada, Desa Selat Baru, yang juga menjadi Ibu Kota Kecamatan Bantan.

Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu objek wisata andalan. Terbukti, di kawasan itu digelar pesta pantai setiap tahunnya. Pada event tersebut diadakan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu jong, gasing, dan layang-layang. Pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai atraksi kesenian dan budaya tradisional daerah setempat.

Pantai Selat Baru memiliki hamparan pantai yang landai dan berpasir halus sepanjang 2 kilometer dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Gelombang laut di pantai ini relatif stabil, tidak lebih dari 1 meter, kecuali pada musim angin utara.

Dari tempat ini membias biru Gunung Ledang di negeri jiran, Malaysia. Konon, di gunung itulah Hang Tuah dan Hang Jebat berkelahi. Sambil menikmati desir angin dan riak gelombang laut dari Selat Malaka, kehadiran elang laut yang terbang sambil memangsa ikan di pinggir pantai, menjadi pemandangan menarik bagi pengunjung.

Pantai Selat Baru Terletak di Desa Selat Baru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia. Pantai Selat Baru terletak di utara Ibu Kota Kabupaten Bengkalis. Berjarak kurang lebih tujuh kilometer dengan jarak tempuh sekira satu jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Dari Pekanbaru, pengunjung dapat menggunakan transportasi air dengan mengarungi Sungai Siak menuju pelabuhan Bengkalis. Jarak tempuhnya sekira lima jam. Akses lain yang dapat digunakan pengunjung adalah jalur darat. Yaitu, naik bus dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak melewati jalur lintas timur Sumatera. Jarak tempuhnya lebih kurang dua jam. Dari pelabuhan Siak, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan kapal cepat menuju pelabuhan Bengkalis dengan jarak tempuh sekitar dua jam.

Di tempat ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur (sun burning) di pantai, berselancar (surfing), berperahu (boating), berenang (swimming), dan memancing (fishing). Kecuali itu, di kawasan tersebut juga dilengkapi dengan pelabuhan bertaraf internasional yang tinggal menunggu waktu pengoperasiannya dan kapal penyeberangan ferry (RO-RO) menuju Sungai Pakning, yang menghubungkannya dengan Riau Daratan dan kota-kota lain di Sumatera. Rencananya Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga akan membangun bandar udara sehingga memudahkan pengunjung datang ke sana.